Sore nan Indah di ujung kota Manado. Molas punya cerita, kebersamaan kita dari yang Muda dan juga yang Tua. Rihla di balut dalam nuansa Silahturahmi dan kebersamaan. Tak mengenal siapa kita tetapi tentang bagaimana kebersamaan mampu kita ciptakan bersama lewat tafakur Alam. Api unggun, petikan gitar dan juga iringan lagu lagu malam menambah suasana hangat yang dingin di pingir pantai. bertukar ide dan gagasan lewat lingkaran. Menjadi hal ihwal yang tak bisa di lewatkan.
Sebagai orang yang baru bergabung di Rimba Hijau Hitam tentunya baru pertama merasakan Rihla ini. Bagus dan bukan hanya menjadi kegiatan yang berlabel silaturahmi. Tetapi lebih dari pada mengenal satu dan lainya. Karakter bahkan jiwa seseorang mampu kita ketahui lewat kegiatan ini. Dan juga saling terbukanya perkenalan antara yang Tua dan yang muda. Dalam artian siapa yang lebih dahulu menanjak di Rimba Hijau Hitam akan saling mengenal dengan kita yang baru menanjak.
Tentunya bukan hanya sekedar bersantai santai dan juga bermain main. Rihla mengajarkan kita bahwa Alam punya waktu tersendiri untuk kita nikmati. Dikala otak dan waktu tidak bersinergi dengan tubuh. Dikala waktu dan kesempatan banyak kita buang dengan hal hal tidak berguna. Maka di sinilah kita curahkan semua itu, nikmati sedikit waktu untuk bersama, menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan yang Indah bersama Alam.
Aoutbond menjadi hal terakhir dikala semua kita nikmati. Mengajarkan kita arti kebersamaan yang sebenarnya. Mengapa demikian? Yah karena kekompakan kelompok adalah contoh dari sebuah organisasi yang baik. Organisasi ketika tidak lagi kompak maka ada kecangungan dari setiap pertemuan. Maka melalui Rihla inilah kekompakan kita di uji dengam games games yang menarik untuk menyatukan kekompakan antar kelompok tersebut.
Akhir dari tulisan ini adalah. Jadikan kebersamaan menjadi salah satu hal ihwal yang harus dan wajib. Agar setiap permasalahan permasalahan mampu kita pecahkan bersama meski dalam suasana yang berbeda. Contohnya bersama Alam Semesta. Karena Silahturahmi tidak harus bersifat formal bahkan megah dan mewah yang terpenting adalah bagaimana kita mampu ciptakan hal dalam silaturahmi tersebut. Karena barang siapa yang memutus tali silahturahmi maka ditutup pintu surga baginya.
No comments:
Post a Comment