Monday, 1 May 2017

Sejarah singkat desa Pahaleten



Pertama tama saya sering ingin mencari tau sebenarnya desa yang saya singahi ini asal muasal terbentuknya itu bagaimana. sekiranya mengalih sebuah sejarah minahasa dan lebih berfokus pada desa yang saya singahi saat ini. Akhirnya, tercetuslah sebuah tulisan singkat mengenai Desa pahaleten yang saat ini saya singahi. Dari berbagai sumber yang ikut bercerita bersama saya, akhirnya Sejarah singkat ini bisa di tulis walaupun itu hanya sebuah sejarah singkat. Jujur saja dengan menuliskan sebuah sejarah desa itu tidaklah gampang. Mengapa ? karena tidak ada cerita yang membuktikan sebuah sejarah. Tetapi yang saya dapat lewat cerita ke cerita akhirnya sejarah singkat desa pahaleten dapat di temui dalam versi orang (matua) atau tetua tetua yang sempat mengetahui sejarah desa pahaleten. Desa pahaleten sering juga disebut desa Tegah karena berada di tengah tengah desa desa yang ada disekitarnya.

Berikut Sejarah Singkat Desa Pahaleten menurut cerita singkat masyarakat desa Pahaleten yang di ambil dari berbagai cerita cerita (matua) atau tetua tetua kampung yang sedikit mengetahui tentang sejarah desa Pahaleten.

Desa Pahaleten berdiri pada tahun 1882 yang adalah hasil pemekaran dari desa PAHALETEN semasa Pejabat Hukum Tua/Kepala Desa yang pertama yaitu Bapak WAROUW. Asal usul penduduk desa Pahaleten adalah penduduk pribumi wanua kakas yang pada jaman pemerintahan Kepala Walak Kakas Bapak LALAMENTIK memindahkan sebagian penduduk di tengah wanua kakas. Wilayah pemukiman baru tersebut, di sebut dengan nama PAHALETEN yang artinya diberi tempat ditengah. Kemudian suku bahasa dan budaya asli ”Toulour” tetapi lewat perkembangan pemukiman dan populasi penduduk dari tahun ke tahun maka penduduk Desa pahaleten telah beragam suku, agama dan budaya ini disebabkan karena Desa Pahaleten pada umumnya berada berada di Jantung  ibukota kecamatan Kakas. Kondisi Masyarakatnya yang beragam budaya dan latar belakang suku, ras dan golongan agama yang berbeda, tetapi dari keberagaman inilah menjadi modal bagi masyarakat untuk tetap saling menghormati satu dengan yang lain tercermin dalam aktifitas keseharian masyarakat sangat melekat budaya minahasa dengan sebutan ”Maendo/Mapalus” Atau yang sering di kenal dengan (Gotong Royong) tetap terjalin dengan baik, sehingga keamanan dan kenyamanan selalu di rasakan oleh masyarakat karena rasa persaudaraan tetap terpelihara.

Selanjutnya perlu di ketahui Desa Pahaleten sampai sekarang ini 60% mata pencaharian sebahagian masyarakat adalah petani penggarap, buruh tani dan pedangang kecil (warung, walek) yang mengambil/menjual hasil perkebunan sebagai sumber pendapatan keluarga ( keluarga Para sejahtera), dan dari penghasilan tersebut tentu belum dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, sehingga masih banyak keluarga yang berpenghasilan rendah yang mengakibatkan permasalahan bagi pemerintah desa, untuk memikirkan ke depan dalam rangka menurunkan angka kemiskinan. Maka perlu usaha untuk menggerakkan semua potensi pembangunan baik SDM nya maupun SDA yang ada di desa. 

sumber : Plt. Hukum Tua (Richard M. Lalamentik) dan di sertai Matua (tetua) Desa Pahaleten

 


 

No comments:

Post a Comment

Tepat ke-29 tahunya sudah kalian bersama. Mengarungi bahtera rumah tangga yang banyak di terpa masalah masalah. Tapi tetap kokoh dan bersama...