Malam tenang di baluti udara dingin pengharapan, sosok tua yang perlahan sudah mulai nampak redupnya di depan sana. Duduk bersandar dalam lelah kehidupan. Menatap tv tua Dan hewan peliharaan, yang hanya bisa meratap namun tak pernah bisa mendekap.
Dan malam, entah darimana bias sajak itu memantul . Saat menatap wajah sayu yang bersandar dalam peluhnya lelah, tersadar garis wajah itu terwarnakan Abu abu. Entah waktu yang memaksa untuk hidup atau hidup Yang memaksa waktu. Untuk keseharian Yang dibaluti resah Dada Dan lelah bersama peliharaan yang entah setia
Dan dia tak pernah menyalahkan setiap detik yang terhilang oleh waktu, karena dia pun tahu, setiap dekapan hatinya akan selalu ada, yang selalu menemaninya duduk di beranda rumah kala menjelang petang , atau bersandar manja di pundaknya yang mulai terus merapuh . karena dia pun tahu, suatu saat entah dia atau hatinya yang pulang terlebih dulu. pulang kembali pada Tuhan-Nya, ke tempat dimana seharusnya kita berada,
Dan ini sebuah cerita,
Kisah cinta majikan kepada hewan peliharaanya. Dan tv tua Yang mulai redup seiring berjalanya waktu
No comments:
Post a Comment