Saturday, 28 October 2017

NGOPI "KATANYA"

Sebagai mahasiswa yang sudah lama mendiami kota manado. Tentunya sudah tidak asing lagi dengan kehadiran warung warung kopi yang ada di kota ini. Di sini, saya sedikit mengupas tentang Aktivis warung kopi dan lifestyle yang sedang trend di kalangan mahasiswa jaman sekarang. Dengan perbincangan sedikit bersama seorang senior yang juga sudah matang dalam hal bergaul dengan kalangan aktivis aktivis mahasiswa dan juga keseharian yang sering di habiskan lewat bualan warung kopi, maka kembali saya melirik untuk menjadikannya sebuah tulisan.

Sejujurnya menjadi kaum intelek masa kini memang enak di pandang. Pergaulannya dikenal banyak. Apalagi bicara soal keaktifan di setiap beberapa diskusi dll. Tapi melihat dari segi kehidupan masa kini, saya rasa hanya sebatas menjadikannya trend dan gaya hidup semata. Tentunya, dengan belum trend kalau belum nongkrong di warung kopi. Bisa saja. Disela sela perbincangan kami, disitu juga membahas soal trend baca buku hanya dijadikan sebagai batu sandaran dan gaya gayaan. Mengapa demikian? Pembaca, hari ini kita hidup pada fase teknologi yang membumi. Beberapa dari kita bahkan kebanyakan, sering mengiati dunia maya dll. Termasuk saya juga. Bicara soal gaya gayaan, mungkin melihat realita sekarang banyak yang baru belajar pengantar pada suatu bacaan namun sudah eksis terlebih dahulu. Mengapa sebap? Karena trend dunia maya tadi. Menjadikanya sebuah keeksisan untuk gaya gayaan.

Berbicara aktivis warung kopi dan membaca tadi, kembali kepada kita dan pandangan kita hari ini. Bahwa sejatinya warung kopi hanya dijadikan trend gaya gaya tanpa terciptanya satu konsep dalam berdiskusi. Buku hanya dijadikan media pelirik untuk eksis dan dikatakan hebat. Bukan lagi soal ilmu tapi soal gaya dan keeksisan. Kembali ke warung kopinya. Disisi lain kehadiran warung kopi saat ini memang menjanjikan bagi pengusahanya. Mengapa demikian? Karena trend gaya gayaan tadi. Kebanyakan dan sudah tidak asing lagi ketika kita hadir di satu warung kopi, lalu lebih banyak kalangan seperti kita mahasiswa sedang asik asiknya berfoto ribut ributan lalu kembali melirik handphone. Itulah yang sedang trend masa kini. (Katanya)

Bicara soal warung kopi dan segala dinamika yang terjadi di dalamnya, adalah bagaimana kita hari ini melihat suatu permasalahan yang timbul. Bincang bincang yang terjadi sambil menikmati secangkir kopi pasti akan menghadirkan satu konsep pandangan untuk satu persoalan bahkan masalah. Disisilain, warung kopi juga menjadi wadah satu aspirasi atau satu konsep pemikiran dari para penikmatnya. Bercampur aduk, pejabatnya, penulisnya, pewartanya, pendidiknya, bahkan kaum terbawah yaitu para mahasiswa yang giat melirik setiap aktivitas aktivitas yang timbul dan menjadi satu bahan perbincangan yang hangat.

Jadi, dari tulisan yang sederhana ini. bahwa kehadiran warung kopi hari ini bukan lagi soal tempat atau wadah untuk berdiskusi. Bukan lagi wadah untuk menanpung dan membahas beberapa aspirasi dari kalangan kalangan kelas bawah. Namun hanya menjadi sebuah trend dan gaya hidup masyarakat. Dan bahkan hanya menjadi tempat untuk menunjukan keeksisan dan gaya gayaan. Akhir kata dari saya, bahwa coba jadikan sebagai mana mestinya. Bukan lagi sebagai mana gayanya. hari ini mungkin kalian eksis dan dikenal banyak orang hanya karena warung kopi. Tapi disisi lain, hanya menjadikannya tempat untuk eksis dan kesombongan semata. Tanpa mengetahui apa yang terjadi dan pantas untuk dilirik sembari menikmati secangkir kopi.

"Bukan soal siapa, tapi soal nikmat dan kenikmatan, pecandu melahirkan ide dan gagasan sedangkan penikmat hanya melahirkan trend kekinian" #kopistengah

No comments:

Post a Comment

Tepat ke-29 tahunya sudah kalian bersama. Mengarungi bahtera rumah tangga yang banyak di terpa masalah masalah. Tapi tetap kokoh dan bersama...