Sudah kesekian kalinya pena ini bergerak, tak saya diamkan berkarat, alirkan tinta-tintanya di atas kertas putih dan juga dinding tak bersalah, rangkaiyan kata-kata yang bersilewaran di kepala ini ataupun ide-ide yang menyelinap. Hingga akhirnya kini kembali saya coba seruakkan, ingin sekali semburatkan penatnya hari-hari. Ingin berteriak panasnya kehidupan melalui rangkaian kata tak bermakna.
Beberapa hari ini kemauan menulis saya sedang enak enaknya. Mungkin, ada sedikit hal yang terfikir dan terasa di lubuk hati yang paling dalam. Tentang hari hari yang dijalani dan tentang perjalanan yang ingin di tulisi. Sebenarnya, tulisan ini sudah sering dipikirkan tapi begitulah mungkin tidak terlalu fokus makanya sebelum saya bercerita panjang, selamat membaca tulisan sederhana ini.
Tulisan ini adalah sebuah perjalanan saya di kota besar jantungnya propinsi sulawesi utara. Manado dan segala kehidupan riah riuhnya Kota besar. Disini saya sebagai perantau khususnya. walaupun hanya berseberang kota dengan asal saya, tapi sesunguhnya hidup di sini begitu berbeda. Susah dan lelahnya mengarungi kota kecil namun dengan segala aktivitasnya yang padat ini. Di sini, bukan lagi tentang bagaimana menjalani hidup dengan seadanya. Tapi, bagaimana menjalani hidup dengan sekuat kuatnya.
Sebagai seorang mahasiswa, sesunguhnya kuliah adalah hal yang utama. Tetapi, ketika diperhadapkan dengan riuhnya kota dengan segala aktivitasnya ini pasti akan disibukan dengan hal hal tambahan lainnya.Jalan jalan, nongkrong, bahkan sekedar duduk di sebuah Tempat perbelanjaan yang asik. Dan yang menjadi icon kota Ini, adalah segelintir aktivitas yang sering kita jalani bersama. mungkin. Berbeda dengan saya, kembali berfikir dengan segala dinamika kuliah dan mahasiswa tentang bagaimana kita cepat selesai dengan masalah kuliah dan bahkan sinergitas antara kuliah dan keorganisasian dapat berjalan beriringan.
Sebagai mahasiswa semester banyak, kembali saya berfikir. Dimana saya hari itu pertama menjadi mahasiswa? Dimana hari itu saya yang masih hangat hangatnya sebagai mahasiswa? Tapi sudahlah, kini hanya sesal yang terasa. Ketika diri ini kembali ingin berdinamika maka hanya ada kata kata Jalani Saja. Entah sampai di mana, Nikmati saja.
Karena pada dasarnya ilmu yang dikejar tiada hentinya, jalani semampu kita. bagaimanapun ganguannya, Ikhtiar pasti kita bisa menjalaninya. Seperti kata Thales bahwa air adalah kehidupan. maka hari ini, mari kita mengalir bersama air kemanapun jalanya kemanapun tujuanya, Ikuti saja. Bukan maksud tak memiliki pendirian. tapi hargai saja prosesnya. Karena ketika kepercayaan kita dibarengi dengan keyakinan, maka yakin dan percaya semua akan dapat dilalui.
Akhir kata dari tulisan ini adalah, Bagaimanapun kehidupan dan segala ganguan riuhnya gemerlap kota besar, Berjuanglah sebenar benarnya berjuang. Karena apapun ganguannya selama kita mampu menjalaninya maka yakin dan percaya Tuhan Yang Maha Esa selalu bersama dalam suka maupun duka. Untuk ibu dan ayah di rumah, Maafkan untuk kesekian kalinya anakmu ini. karena sampai saat ini, belum dapat menjawab pertannyaan dan tantangan yang sering kalian suarakan.
No comments:
Post a Comment